Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u452462315/domains/yanadie.com/public_html/wp-content/plugins/pro-elements/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u452462315/domains/yanadie.com/public_html/wp-content/plugins/pro-elements/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u452462315/domains/yanadie.com/public_html/wp-content/plugins/pro-elements/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u452462315/domains/yanadie.com/public_html/wp-content/plugins/pro-elements/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u452462315/domains/yanadie.com/public_html/wp-content/plugins/pro-elements/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

“Rojali” dan “Rohana” Serbu Mal, Pengunjung Ramai Tapi Belanja Sepi: Fenomena Baru Konsumen Urban

Table of Contents

Jakarta, Hive Five News – Pemandangan mal yang ramai pengunjung, terutama di akhir pekan atau hari libur, mungkin sudah biasa kita lihat. Namun, belakangan ini muncul fenomena menarik di kalangan pusat perbelanjaan, khususnya di kota-kota besar: menjamurnya “Rojali” dan “Rohana”. Istilah ini merujuk pada ROmbongan JArang beLI dan ROmbongan HAnya NAnya, di mana pengunjung datang ke mal bukan dengan tujuan utama berbelanja, melainkan sekadar untuk rekreasi, mencari hiburan gratis, atau membuat story di media sosial.

Fenomena ini, yang membuat mal-mal tampak ramai tapi aktivitas transaksi belanja justru sepi, tentu menjadi perhatian serius bagi para pemilik tenant dan pengelola mal. Apa penyebab di balik tren ini dan bagaimana dampaknya bagi bisnis ritel? Mari kita selami lebih dalam.

Daftar Isi

1. Rojali dan Rohana: Siapa Mereka Sebenarnya?

2. Penyebab Maraknya Fenomena “Jalan-Jalan Saja” di Mal

3. Dampak Fenomena Rojali-Rohana bagi Bisnis Ritel

4. Strategi Bisnis di Tengah Gempuran “Rojali” dan “Rohana”

Hive Five: Solusi Bisnis Adaptif di Era Perubahan Perilaku Konsumen

1. Rojali dan Rohana: Siapa Mereka Sebenarnya?

Istilah “Rojali” dan “Rohana” ini adalah akronim yang diciptakan untuk menggambarkan perilaku pengunjung mal yang dominan hanya untuk window shopping atau aktivitas non-belanja.

a. Rojali (ROmbongan JArang beLI): Merujuk pada kelompok atau individu yang datang ke mal dengan niat utama melihat-lihat barang, mengikuti tren, atau sekadar menghabiskan waktu luang. Aktivitas belanja, jika ada, hanyalah sampingan atau impulsif. Mereka mungkin tertarik pada promo atau display menarik, namun jarang berakhir dengan pembelian.

b. Rohana (ROmbongan HAnya NAnya): Ini lebih ekstrem, di mana tujuan datang ke mal murni untuk rekreasi atau sekadar mencari informasi tanpa niat membeli. Bisa jadi untuk mencari udara AC gratis, tempat yang nyaman untuk nongkrong, berfoto estetik untuk diunggah di media sosial (story-status), atau sekadar people-watching. Mereka mungkin akan bertanya detail produk, tapi kemudian berlalu begitu saja.

Kedua istilah ini mencerminkan pergeseran fungsi mal dari sekadar pusat perbelanjaan menjadi pusat gaya hidup dan hiburan.

2. Penyebab Maraknya Fenomena “Jalan-Jalan Saja” di Mal

Fenomena Rojali dan Rohana tidak muncul begitu saja. Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap pergeseran perilaku konsumen ini:

a. Pengaruh Media Sosial: Mal seringkali menjadi latar belakang favorit untuk konten media sosial, baik foto maupun video. Spot-spot menarik, interior yang estetik, atau bahkan sekadar suasana keramaian, menjadi daya tarik untuk diunggah sebagai story atau status.

b. Kebutuhan Rekreasi dan Hiburan Terjangkau: Di kota besar, mencari tempat rekreasi atau hiburan yang nyaman dan terjangkau bisa jadi tantangan. Mal menawarkan fasilitas AC, toilet bersih, wi-fi gratis (di beberapa area), dan beragam pilihan makanan/minuman dengan harga bervariasi, menjadikannya pilihan yang menarik untuk bersantai tanpa harus mengeluarkan banyak uang.

c. Pergeseran Prioritas Belanja: Masyarakat, terutama generasi muda, kini lebih cenderung berbelanja online untuk produk kebutuhan sehari-hari atau barang-barang yang bisa ditemukan dengan harga lebih kompetitif. Mal tetap jadi tujuan untuk pengalaman, bukan selalu transaksi.

d. Aktivitas Sosial: Mal menjadi tempat favorit untuk bertemu teman, keluarga, atau rekan kerja. Ini lebih tentang interaksi sosial daripada aktivitas konsumtif.

e. Daya Tarik Event dan Promosi Non-Belanja: Banyak mal kini rutin mengadakan pameran, mini-concert, meet and greet, atau event lainnya yang menarik pengunjung tanpa harus mendorong mereka untuk berbelanja produk di toko.

3. Dampak Fenomena Rojali-Rohana bagi Bisnis Ritel

Meskipun mal terlihat ramai, fenomena Rojali dan Rohana membawa dampak signifikan, terutama bagi tenant dan pemilik bisnis ritel:

a. Tingkat Konversi Rendah: Jumlah pengunjung yang tinggi tidak berbanding lurus dengan angka penjualan. Ini berarti tingkat konversi (persentase pengunjung yang melakukan pembelian) menjadi rendah.

b. Biaya Operasional Tetap Tinggi: Pemilik toko tetap harus membayar biaya sewa, gaji karyawan, listrik, dan biaya operasional lainnya, meskipun penjualan tidak mencapai target.

c. Penurunan Margin Keuntungan: Dengan penjualan yang stagnan atau menurun, margin keuntungan bisa tergerus, mengancam keberlangsungan bisnis.

d. Kesulitan Prediksi Penjualan: Sulit bagi pebisnis untuk memprediksi volume penjualan dan mengelola stok jika keramaian mal tidak diimbangi daya beli.

e. Pergeseran Portofolio Tenant: Pengelola mal mungkin mulai memprioritaskan tenant yang menawarkan pengalaman (misalnya, eatery, entertainment, atau wellness center) daripada toko retail murni.

4. Strategi Bisnis di Tengah Gempuran “Rojali” dan “Rohana”

Di tengah perubahan perilaku konsumen ini, pelaku bisnis ritel perlu beradaptasi dan menerapkan strategi yang lebih cerdas:

a. Fokus pada Experience: Ubah toko Anda menjadi lebih dari sekadar tempat jualan. Tawarkan pengalaman unik yang tidak bisa didapatkan online. Contoh: workshop, mini event, konsultasi produk personal, area lounge yang nyaman, atau display interaktif.

b. Integrasi Online-to-Offline (O2O): Manfaatkan keramaian mal sebagai titik kontak untuk promosi online. Tawarkan diskon khusus untuk pembelian online setelah kunjungan ke toko, atau pick-up point untuk pesanan online. Gunakan QR code untuk akses cepat ke katalog online.

c. Optimalkan Daya Tarik Visual: Pastikan display toko Anda sangat menarik, instagrammable, dan mampu menarik perhatian pengunjung yang sekadar lewat untuk berhenti dan masuk.

d. Personalisasi Layanan: Latih staf untuk memberikan layanan yang sangat personal dan membantu, bahkan kepada pengunjung yang awalnya hanya melihat-lihat atau “hanya nanya”. Pelayanan ramah dan informatif bisa mengubah niat “jalan-jalan” menjadi “beli”.

e. Tawarkan Produk Impulse Buying: Sediakan produk-produk kecil yang menarik dan harganya terjangkau di area kasir atau dekat pintu masuk untuk mendorong pembelian spontan.

f. Kolaborasi dengan Pengelola Mal: Ikut serta dalam event atau promosi yang diadakan mal untuk meningkatkan traffic ke toko Anda. Pertimbangkan untuk menyediakan mini-workshop atau demo produk.

g. Analisis Data Pengunjung: Manfaatkan teknologi untuk menganalisis pola kunjungan, durasi tinggal, dan area yang paling banyak dikunjungi. Data ini bisa menjadi dasar strategi pemasaran yang lebih tepat sasaran.

Hive Five: Solusi Bisnis Adaptif di Era Perubahan Perilaku Konsumen

Fenomena Rojali dan Rohana adalah cerminan dari dinamika pasar yang terus berubah. Bisnis yang tidak beradaptasi akan sulit bertahan. Hive Five memahami tantangan ini. Kami tidak hanya menyediakan layanan legalitas dan pendirian perusahaan, tetapi juga membantu bisnis Anda untuk tetap relevan dan kompetitif di tengah pergeseran perilaku konsumen.

Kami menyediakan solusi virtual office di lokasi strategis, membantu Anda menjaga efisiensi biaya operasional sambil tetap memiliki alamat bisnis yang kredibel. Dengan efisiensi ini, Anda bisa mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk inovasi produk, strategi marketing yang kreatif, atau pengembangan experience yang dicari oleh konsumen modern.

Jangan biarkan perubahan pasar mematikan bisnis Anda! Beradaptasi adalah kunci. Konsultasikan kebutuhan legalitas dan strategi bisnis Anda dengan Hive Five. Kami siap membantu Anda membangun fondasi yang kuat agar bisnis Anda tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang di tengah tantangan ini.

Siapkah bisnis Anda beradaptasi dan menarik lebih dari sekadar “Rojali” dan “Rohana”?

Hubungi Hive Five sekarang untuk konsultasi gratis dan temukan solusi terbaik untuk bisnis Anda!

Sisi ini kemungkinan akan dipakai untuk SEO atau semacamnya sehingga saya tidak melakukan apa apa di sisi ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *